Minggu, 04 Mei 2008

SUARA HATI


Zaman, masa, kala, atau apapun namanya - sejak dulu hingga kapanpun, sebelum dunia ini melewati ambang batasnya - senantiasa menyiapkan tempat yang sangat istimewa, bagi siapapun yang secara lahir maupun batin telah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Kalau kau bertanya kenapa? jawabku, “Iitulah Aturan-Nya, yang senantiasa menyesuaikan diri dalam setiap waktu dan keadaan “.

Karenanya, jangan lagi berfikir tentang kekurangan-kekurangan yang dapat membawa diri menjadi terhanyut dan tersapu oleh tetesan hujan, bahkan percikan air sekalipun. Sebaliknya, kau harus berpikir keras, bagaimana cara melepaskan diri dari kemelut yang senantiasa menghantui jiwa dan perasaan, yang mungkin saja dihembuskan oleh syetan, nafsu diri, dan ataupun yang lainnya. Sebaliknya kau nyatakan, bahwa hamparan kehidupan pada masa–masa mendatang adalah samudra yang dapat kau arungi, meskipun hanya dengn seonggok sampan.

Mulai detik ini, yakinkan hati, teguhkan jiwa, dan kekalkan akalmu, bahwa apa yang akan kau makan esok hari, apa yang akan kau pakai minggu depan, dan apa yang akan kau dapati pada tahun-tahun berikutnya, adalah apa yang kau lakukan pada saat ini. karenanya, jangan lagi kau berfikir, bahwa zaman tidak berlaku adil padamu, tidak memihakmu, bahkan berbuat aniyaya terhadapmu.
Bukankah sudah dikatakan sedari tadi, bahwa zaman akan senantiasa setia menunggumu, dengan segenap harapan dan kasihnya. Kau saja yang cuek dan tidak memperhatikannya. Sehingga bukan salahnya, kalau lamaran orang lain yang diterimanya.

Sesungguhnya yang demikian itu, karena ia hendak berbuat adil, dan menerapkan apa yang sudah disyariatkan kepadanya. Bukan bujukan, iming-iming, ataupun suap. Karena ia, hanya sekeping piringan putih cakram yang telah dibakar hidup-hidup, sehingga, tak satupun virus - dari ribuan, bahkan jutaaan yang ada di semesta ini - mampu mengacaukan sistem dan jaringannya. Kalaupun ada sedikit kesalahan, bukan kesalahannya, tapi human eror.

Wahai saudaraku, setetes harapan, akan lebih baik dari sekedar hayal yang muluk. Dan, perlu juga ku beritahukan, bahwa ketika dirimu menginginkan sesuatu, sebelum kau dapat memeluknya, akulah orangnya, yang terlebih dulu bernegoisasi, melobi, bahkan bertarung. Sehingga, hanya dengan sekali hentak saja, kau sampai kepangkuannya.

Namun, haruskah kau kecewakan aku, dengan segenap curahan keringat dan genangan darahku? Karena kau bukan tipe seorang climber atau penakluk? Ku beritahu sekali lagi, bahwa akulah petunjukmu, dan dengan meninggalkanku, berarti kemalanganmu. Teruslah berusaha, berbakti dan berjuang untuk kejujuran dan kemenangan. Karena aku, tak dapat melihat yang sebaliknya.

Tidak ada komentar: